gkx7y
Lamongan, (10 Februari 2025) – Kasus viral seorang guru MAN 1 Lamongan menggebrak meja akhirnya mendapat tanggapan resmi dari Kepala Sekolah, Drs. H. Ahmad Zainuddin. Kejadian ini memicu reaksi masyarakat setelah video itu beredar luas di media sosial.
Guru Gebrak Meja, Video Viral di Media Sosial
Rekaman video pendek itu memperlihatkan guru menggebrak meja di kelas dengan suara tinggi. Siswa-siswa dalam ruangan terlihat terdiam, sementara beberapa dari mereka merekam kejadian tersebut menggunakan ponsel. Video itu segera viral di media sosial, memicu perdebatan tentang etika dan metode pengajaran.
Sebagian warganet mengecam tindakan itu sebagai intimidasi, sementara lainnya menilai sebagai upaya menegakkan disiplin. Namun, tanpa adanya klarifikasi dari pihak sekolah, akibatnya spekulasi pun berkembang liar.
Penjelasan Kepala Sekolah (Ada Kesalahpahaman)
Menanggapi hal ini, Kepala MAN 1 Lamongan, Drs. H. Ahmad Zainuddin, dalam konferensi pers yang diadakan di ruang kepala sekolah pada Rabu siang (Tanggal Berita), menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan hasil dari kesalahpahaman yang diperbesar oleh media sosial.
“Kami telah melakukan klarifikasi dengan guru yang bersangkutan serta para siswa di dalam kelas tersebut. Yang terjadi adalah upaya guru dalam menertibkan kelas yang sedang gaduh. Tidak ada unsur kekerasan fisik maupun ancaman terhadap siswa,” jelas Zainuddin.
Ia juga menyebut guru itu sudah meminta maaf kepada siswa dan orang tua. “Guru tersebut menyesali cara yang ia gunakan untuk mendisiplinkan kelas, dan kami sudah memberikan teguran serta pembinaan agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tambahnya.
Baca Juga:
Patroli Kamtibmas di Objek Vital: Cegah Kejahatan 4C Lamongan
Reaksi Orang Tua dan Siswa
Sejumlah orang tua siswa menyatakan keprihatinan terhadap metode pembelajaran di sekolah. Salah satu orang tua siswa, Ahmad Fauzi, mengatakan bahwa meskipun disiplin sangat penting dalam dunia pendidikan, metode yang digunakan harus tetap mengedepankan pendekatan yang mendidik dan tidak menimbulkan ketakutan bagi siswa.
“Kami memahami bahwa guru juga memiliki tekanan dalam mengajar, tetapi kami berharap ada pendekatan yang lebih baik dalam menegakkan kedisiplinan,” ujar Fauzi.
Di sisi lain, beberapa siswa yang menjadi saksi kejadian mengaku terkejut dengan reaksi publik terhadap insiden tersebut. “Kami tidak merasa terintimidasi, tapi memang saat itu suasana kelas agak tegang karena kami ramai sendiri. Setelah kejadian itu, guru kami juga menjelaskan maksudnya,” ujar salah satu siswa yang enggan disebutkan namanya.
Langkah Lanjutan Sekolah
Sekolah menggelar rapat dengan dewan guru untuk meningkatkan metode pembelajaran. Lebih lanjut, MAN 1 Lamongan juga berencana untuk mengadakan sesi pelatihan bagi para tenaga pengajar mengenai pendekatan pengelolaan kelas yang lebih efektif dan komunikatif.
“Kami ingin memastikan bahwa semua guru kami memiliki keterampilan komunikasi yang baik dalam menangani siswa. Ini adalah evaluasi bagi kami untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MAN 1 Lamongan,” tambah Zainuddin.
Evaluasi untuk Perbaikan
Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua sangat penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat. Dengan adanya evaluasi dan perbaikan metode pengajaran, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Sekolah mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi guna menghindari polemik. Sementara itu, pihak terkait akan terus berupaya menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh siswa di MAN 1 Lamongan.
(Reporter: Juanda | Sumber: Wawancara dengan Kepala Sekolah, Siswa, dan Orang Tua Siswa)
